Kilas Balik PPSMB UGM 2016

Posted by Yunita Fauziyyah on November 07, 2016
Pengalaman

2016-08-09-01-40-29-1

Memasuki lingkungan baru membutuhkan sebuah adaptasi bagi kebanyakan orang. Adaptasi tersebut dapat berlangsung dengan waktu lama atau pendek, tergantung masing-masing individu. Maka dari itu, UGM (Universitas Gadjah Mada) membuat sebuah program untuk mahasiswa baru, yaitu PPSMB (Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru). Tujuan dari program itu sendiri adalah untuk mengenalkan lingkungan UGM pada maba—sebutan untuk mahasiswa baru— selama seminggu pertama mereka mulai memasuki dunia perkuliahan. Dari lingkungan SMA menuju perkuliahan pasti terdapat perbedaan yang akan dirasakan. Oleh karena itu, dengan adanya PPSMB ini mungkin bisa mempermudah mahasiswanya menjadi ‘betah’ di bangku perkuliahan.

Pengalaman setiap orang yang dirasakan saat minggu-minggu pertama di perkuliahan pastinya berbeda-beda. Ada yang mengenang di hati, tetapi juga ada yang ingin dilupakan. Di sini, saya ingin berbagi sedikit pengalaman bagaimana keasyikan saat seminggu pertama memasuki lingkungan universitas yang dibanggakan setiap warga Indonesia. Mungkinkah kalian semua bersedia membaca coretan ini jika penasaran dengan bagaimana sih sebenarnya PPSMB itu—bagi yang ingin cari pengalaman—. Bagi yang berbeda fakultas bisa juga membandingkan dengan PPSMB yang berjalan di fakultas kalian. Boleh juga bagia kalian yang memang tidak ada kerjaan membaca cerita saya ini……

Hari pertama dan kedua, saya dipertemukan dengan wajah-wajah baru dari fakultas lain. Ada fakultas kedokteran, farmasi, teknik, mipa, ekonomi & bisnis, peternakan, sekolah vokasi, dan lain-lain. Hampir semua fakultas dipertemukan dalam satu gugus ini, gugus saya ini bernama Hardjono 9. Kebetulan gugus tersebut mendapat tempat ‘belajar’ di fakultas saya sendiri, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, sering disebut dengan Fisipol. Sedikit cerita, entah kenapa saya merasa selalu dipertemukan dengan Fisipol ini. Selain fakultas, kita juga memliki latar belakang tempat asal, sekolah, orang tua yang berbeda juga. Jadi, di kelas ini hampir semuanya memiliki perbedaan. Kecuali saya dengan dua teman yang memiliki kesamaan asal SMA, tidak sengaja dipertemukan kembali pada gugus Hardjono 9 ini.

Mungkin bayangan pertama saya tentang minggu pertama di perkuliahan (PPSMB) sedikit memberikan rasa takut terhadap hal itu sendiri. Namun, pada kenyataannya berbalik 180 derajat, terkecuali dengan tugas-tugasnya yang menggunung. Gugus saya ini diberikan Mas yang ‘ganteng’ dan Mbak yang ‘cantik’ untuk membimbing. Kalau kalian ingin tahu pembimbing itu (atau malah kenal), namanya Mas Satya dari Psikologi juga Mbak Tabi dari Sekolah Vokasi. Mereka berdua dengan sabar memberikan materi-materi yang berkaitan dengan UGM. Bahkan, kami sering menyebut mereka seperti orang tua kita saja.

Selain diberikan dengan materi-materi yang berkaitan dengan UGM atau Indonesia, kami juga mendapatkan permainan-permainan yang membutuhkan kerja sama dan kebersamaan. Sehingga dengan melalui permainan-permainan tersebut, secara tidak langsung satu sama lain dipaksa untuk mengenal dan memahami karakter masing-masing. Selain itu juga menghilangkan kecanggungan yang ada saat orang-orang baru bertemu. Seperti pepatah yang mengatakan ‘Tak Kenal maka Tak Sayang’.

 

1478527664203

*****

Memasuki hari ketiga, kali ini merupakan pengenalan lingkungan fakultas yang menjadi tempat kuliah saya di tahun-tahun ke depan, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM. Fisipol ini bisa dikatakan bentuk bangunannya lebih sederhana dari fakultas lain. Ia hanya berbentuk kotak yang di tengah-tengahnya terdapat taman, yang dinamai Taman Sansiro. Walaupun demikian, banyak orang mengatakan bahwa fasilitas-fasilitas yang dimiliki fakultas ini selangkah lebih maju. Fisipol sendiri mempunyai basement untuk parkir, mini market yang bernama fisipmart, mushola, kantin yang bersih dan lebar, dan masih banyak lagi fasilitas lainnya.

Jam-jam pertama di fakultas ini dimulai dengan diskusi umum. Kemudian dilanjutkan dengan FGD (Forum Group Discussion) tentang kebebasan berekspresi. Lagi-lagi untuk PPSMB tingkat fakultas ini dibentuk kelompok. Setiap kelompok anggotanya berasal dari enam departemen di Fisipol, yaitu Sosiologi, Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSDK), Manajemen Kebijakan Publik (MKP), Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP), Ilmu Komunikasi, dan Hubungan Internasional (HI). Jika di hari-hari sebelumnya satu sama lain didekatkan dengan cara permainan, maka di fakultas ini kami didekatkan dengan departemen lain melalui diskusi.

Setelah FGD ini berlangsung dilanjutkan dengan pembuatan banner yang berisikan protes akan hak kebebasan berekspresi yang semakin dikekang. Setiap kelompok diberikan dua buah kertas untuk menuangkan apa yang dipikirkan. Setiap rangkaian kata dibuat semenarik mungkin dan dapat dibaca dengan jelas dari jarak jauh. Jika bisa diberikan animasi yang memang cocok dengan tema, sehingga jauh lebih menarik.

Semua persiapan di atas digunakan untuk persiapan simulasi bentuk demonstrasi. Kesempatan untuk mengekspresikan pendapat semakin menipis, maka dari itu simulasi demonstrasi ini meminta hak kebeasan tersebut untuk dikembalikan. Simulasi tersebut bermula dari selasar timur kampus Fisipol, kemudian keluar menuju jalan socio-yusticia ke barat dan berbelok ke ke kiri menuju area taman dekat selasar barat. Di tempat itulah puncak dari simulasi demonstrasi terjadi. Berbagai orasi, proses transaksi dengan yang berwenang, dan provokasi dilakukan di taman tersebut disertai dengan pergolakan.

Evaluasi terhadap tugas tingkat fakultas menjadi agenda selanjutnya. Pada bagian inilah segala ketegangan menjadi satu. Seluruh peserta diminta untuk jujur dengan tugas-tugasnya yang dirasa tidak memenuhi syarat, seperti: plagiarisme, tidak tepat waku, dan tidak mengumpulkan. Bagi yang tidak memenuhi persyaratan, diharap untuk maju ke depan dan membuat esai kembali yang harus dikumpulkan pukul sepuluh pada hari itu juga. Saya bersyukur karena merasa tidak termasuk dalam hukuman itu. Kemudian dilanjutkan dengan pameran UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang ada di Fisipol.

1470305457058

*****

Hari kamis atau hari keempat, lagi-lagi saya harus datang di tempat Fisipol sebelum pukul enam pagi. Aturan tersebut sudah disepakati oleh peserta PPSMB dengan panitia, sehingga jika tidak mematuhi akan diberikan poin. Setiap poin akan terdapat konsekuensi yang harus dikerjakan. Kali ini departemen saya memakai seragam identitas sosiologi, kemeja kotak-kota berwarna biru. Pada kesempatan ini untuk dapat memasuki area PPSMB tingkat departemen harus menyanyikan yel-yel yang diikuti dengan jingle sosiologi. Kekompakan setiap kelompok mulai diuji dari persyaratan tersebut. Setelah itu dilanjutkan dengan game yang sudah disediakan di setiap pos, terdapat empat pos.

Acara dilanjutkan dengan sharing alumni-alumni lulusan Departemen Sosiologi UGM. Kemudian, saya dan kelompok yang lain diajak untuk FGD (lagi?) dengan mengambil tema keresahan sosial yang terjadi di Indonesia. Sebelumnya, kita semua diputarkan sebuah video terlebih dahulu dan diminta untuk menganalisisnya lalu mendiskusikannya.

Selain itu, kami juga dikenalkan oleh dosen-dosen yang akan mengampu mata kuliah di tahun-tahun selanjutnya. Menurut saya, PPSMB tingkat jurusan ini biasa saja tidak semenakutkan yang dibayangkan sebelumnya. Ketegangan mengumpul jika waktu evaluasi tiba. Segala kesalahan yang dilakukan oleh peserta PPSMB dibacakan setiap masing-masing individu oleh pihak yang berwajib. Saya menghembuskan napas lega saat tak ada nama ‘Yunita’ yang disebutkan. Namun, itu hanya berselang sebentar saja karena salah satu teman sekelompok ada yang melakukan kesalahan, sehingga teman yang lain harus ikut menjalankan hukumannya.

Setelah melewati masa-masa keteganan saya diajak menuju Taman Sansiro dan berkumpul dengan kelompok tingkat fakultas sebelumnya. Di situ saya diberi origami berbentuk rumah. Pentas dari teater selasar ikut menghibur kami semua setelah semua peserta PPSMB di Fisipol berkumpul di taman. Selain itu, kami juga diajak bersama-sama berlatih nyanyian ‘supporteran’ yang memiliki sebutan sospoligan untuk Fisipol. Inilah acara puncak dari semuanya di Fisipol, istilah singkatnya pesta untuk menyambut mahasiswa baru Fisipol.

1470398915660

*****

Beranjak menuju hari ke-5 dan 6 pindah kembali pada kelompok tingkat universitas, di mana berbagai fakultas dipertemukan. Saya dan teman-teman yang lain saling bertukar cerita mengenai pengalaman yang dialami dua hari sebelumnya di fakultas masing-masing. Ternyata berbeda-beda bentuknya, sesuai dengan fokus fakultas itu sendri.

Pembicara yang mengisi untuk kelas saya adalah salah satu dosen di Fisipol sendiri. Pada kesempatan ini, saya diajarkan dengan bagaimana softskill yang baik dan benar itu. Dari sekian banyak dosen yang disediakan Fisipol, kebetulan kelas saya mendapatkan dosen yang mengampu di Departemen Sosiologi sama dengan departemen saya sendiri. Adalah Mas Dana biasa dipanggil oleh mahasiswa Sosiologi dosen tersebut, tetapi teman-teman di gugus Hardjono 9 ini memanggilnya Pak Dana. Beliau merupakan dosen termuda di Fisipol. Tampilannya masih ‘anak muda banget’, trendy dan stylist sukanya memakai kemeja flanel. Sekadar informasi, jika kalian ingin bertemu dengan Mas Dana, tinggal kunjungi kantin Fisipol saja.

Kalau boleh jujur, pada sesi ini, lebih tepatnya keseluruhan hari ke-5 ini dilewati dengan datar sih. Ada beberapa teman yang malah tidur di kelas. Begitu juga dengan hari selanjutnya alias hari terakhir PPSMB. Mas Dana lagi-lagi hadir untuk menemani kawan Hardjono 9. Namun, kali ini sesi softkill hanya berlangsung sampai sebelum waktu dhuhur. Setelah menunaikan sholat dhuhur, semua gugus diharuskan untuk bersiap-siap meninggalkan kampus dan menuju lapangan GSP. Pada saat inilah perasaan excited memenuhi raga ini. Layaknya anak TK, kami dibagi menjadi dua barisan yang sudah diurutkan sesuai dengan ketemtuan yang telah dibuat.

1478527778245

Semangat seperti kembali hadir dalam tubuh saya, tidak hanya saya sepertinya tetapi seluruh gugus di UGM, khususnya Hardjono 9. Kami berjalan dari kampus Fisipol sampai lapangan GSP, sesungguhnya saya sangatlah bersyukur gugus saya mendapatkan kelas di Fisipol karena jaraknya yang lumayan dekat. Begitu keluar dari area kampus, panas matahari langsung menyengat. Untuk mengalihkan perhatian dari panas dan debu yang bertebaran, kami bersama-sama bernyanyi dengan lagu yang familiar di telinga.

Hingga akhirnya acara untuk penutupan PPSMB yang dilakukan di lapangan GSP ini dimulai setelah menunggu selama kurang lebih satu jam. Sebenarnya acara inilah yang sangat ditunggu-tunggu oleh saya dan mungkin oleh seluruh peserta. Sejak pertama mengetahui bahwa saya berhasil masuk UGM dan akan menjalani PPSMB, banyak pertanyaan yang bersarang di otak, salah satunya ialah formasi apa yang akan dibuat pada tahun ini. Jawaban sementara yang saya dapatkan adalah simbol PBB ketika mengetahui bahwa warna untuk caping adalah biru dan putih. Namun, itu hanyalah angan-angan belaka saya sebelum menjalani PPSMB. Kembali pada cerita, suara MC yang khas menyambut kami semua dengan memanggil tiap gugus untuk melihat semangat yang tersisa.

1470740258274

Sambutan dari orang-orang penting mengawali acara. Setelah mendengarkan berbagai sambutan sampai akhirnya pada peserta PPSMB mulai memasuki area formasi yang sudah diatur. Area tersebut diatur dengan penanda rafia yang dibentuk kotak-kotak kecil dan tidak tahu berapa jumlahnya, mungkin sama dengan jumlah peserta PPSMB karena satu peserta mendapatkan satu kotak. Kotak-kotak tersebut mempunyai panjang dan lebar kurang dari satu meter sehingga bahu antarindividu bisa bersentuhan.

Gugus saya mendapatkan giliran untuk memasuki area formasi pada awal-awal. Kesmpatan tersebut dipakai untuk kami saling berbagi cerita dan makanan, berfoto bersama, bercanda, dan lain-lain. Bahkan, karena terlalu lama menunggu semua peserta untuk memasuki area, teman saya ada yang memilih untuk tidur telentang di lapangan dengan berbekal caping untuk menghalau sinar matahari. Mendung mulai menggantungi langit, dan hal tersebut membuat saya khawatir jika tiba-tiba hujan turun. Di lain pihak, perasaan senang juga hadir karena dengan adanya mendung tersebut tidak perlu berpanas-panas lagi. Saat sudah tiga perempat peserta PPSMB memasuki area formasi, menggunakan teknologi drone kami dapat melihat formasi apa yang terbentuk dari caping yang kami gunakan. Walau masih banyak yang berlubang-lubang tetapi formasinya sudah terbentuk menjadi lambing PBB, seperti yang sudah saya duga.

Panas kembali menyambangi begitu suara MC menggema pertanda seluruh peserta PPSMB telah memasuki area formasi. Melihat dari layar yang sudah disediakan, lambang PBB yang tercipta dari warna caping telah sempurna. Kejutan formasi tidak hanya sampai di situ ternyata. MC mulai memandu kami semua untuk bersiap-siap dengan kertas asturo yang sudah dibentuk semacam booklet yang kemudia diletakkan di atas kepala. Begitu lembar warna terbuka, formasi yang tadinya berbentuk lambang PBB berubah menjadi kepulauan Indonesia. Lembar kedua dibuka, formasi berubah kembali menjadi merah putih dengan tulisan ‘Indonesia Raya’. Selanjutnya pada lembar ketiga, berubah lagi menjadi lambang dasar negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Formasi terakhir yang terbentuk dari human LED ini adalah lambang ASEAN yang kemudian ditutup dengan formasi PBB.

1470487374490

Begitu pembuatan formasi berakhir, lagu anthem PPSMB Palapa berputar dan kita semua diajak untuk menarikannya dengan pom-pom yang sudah dibuat. Selain menggunakan pom-pom, kita juga melakukan selebrasi flashmob menggunakan lagu kebanggaan PPSMB. Flashmob selesai yang berarti penutupan sekaligus serangkaian acara-acara PPSMB selama seminggu ini resmi selesai. Acara selesai berarti pertanda bermulainya pesta foto. Teman dari SMP, SMA, gugus, dan fakultas semuanya meminta untuk berkumpul untuk berfoto bersama. Reuni berjalan secara tidak langsung.

Sejujurnya, PPSMB ini pengalaman yang tak akan terlupakan. Banyak hikmah yang dapat dipelajari dari berbagai acara yang sudah terlaksana. Selain itu, banyak teman baru yang memasuki kehidupan. Setiap keluhan yang keluar sebelum acara berlangsung, terbayar sudah dengan senyuman dan rasa bahagia. Apalagi dengan euphoria hari penutupan PPSMB, menghantui hampir seminggu sebelum kuliah pertama berlangsung di Fisipol. Beban-beban yang tadinya menggantung di pundak terangkat sudah dengan perasaan bangga melihat hasil akhir akan PPSMB. Di lain pihak, dengan adanya PPSMB ini mengenalkan dengan berbagai lingkungan dan tugas yang akan dihadapi di dunia perkuliahan. Pastinya lingkungan tersebut jauh berbeda dengan pendidikan sebelum-sebelumnya. Maka dari itu, saya saat memulai tahun pertama berkuliah di UGM sedikit kaget dengan lingkungan yang baru.

Processed with VSCO with t1 preset

*****

cropped-logo-1.jpg

 

Tags: , , , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published.