cr: kapanlagi
Enggak ngerti kenapa bisa nulis cerita enggak jelas kaya di bawah ini. Cerita-cerita pendek yang sependek ulat bulu yang akan dipost nanti mungkin pengaruh dari segala mood kehidupan. Jadi pikirkan kembali jika ingin membaca. Kalian ingin mengorbankan waktu kalian atau tidak terserah akan pilihan yang tersaji. Selamat menikmati jika membacanya.
*****
Desau angin menerbangkan helai daun-daun yang terlepas dari tempat asalnya. Melayang tanpa beban hingga akhirnya mendarat di rerumputan yang basah akan embun. Waktu yang masih dikatakan pagi ini menjadikan uap air tersebut masih betah menempel pada salah satu bagian tumbuhan yang berwarna hijau.
Begitu angin berhembus sekali lagi, titik-titik air jatuh mengenai surai kelam milik seseorang di bawahnya. Pandangannya jauh ke depan, tak ada objek pasti yang menjadi fokus retinanya. Sama dengan pikirannya yang tidak mau bekerja untuk sesaat, seperti listrik yang terputus sehingga tak bisa menghidupkan alat elektronik.
Suara petikan gitar terdengar samar dari earphone yang menggantung di kedua telinganya. Diikuti dengan suara lembut wanita yang menghasilkan melodi seirama dengan bunyi dawai-dawai. Netranya terpejam, mencoba sedikit menenangkan diri sendiri melalui putaran lagu pada playlist-nya.
Inginnya dengan menggunakan lagu sedikitnya bisa mengurangi ganjalan yang sering disebut beban perasaan. Namun, sebaliknya. Rangkaian nada yang diputar ini seakan mendukung apa yang tengah ia lalui sekarang. Seakan lagu ini memang diciptakan untuknya. Hanya untuk saat ini, segala kesalahan dan cercaan ingin ia lemparkan pada si pencipta lagu.
Helaan napas keluar dengan kasar dibarengi dengan kasarnya menarik kabel hingga earphone itu terjatuh sia-sia. Menikmati angin yang lagi-lagi berhembus membawa dedaunan melayang.
The only one who loves you, stay by your side
is that me?
No
When you are tired or have a hard time
I’ll be the person you want to lean
That’s just a dream
Even if I’m born again
I can’t be with anyone but you
That’s just a dream, again
Leave a Reply